Friday, July 27, 2007

Karena Sepak Bola Sunni, Syiah dan Kurdi Bersatu di Irak

Karena Sepak Bola Sunni, Syiah dan Kurdi Bersatu di Irak

http://www.surya.co.id/



Wednesday, 25 July 2007

Setelah Amerika Serikat (AS) menjajah mulai pertengahan 2003, Irak tenggelam dalam pertumpahan darah hingga kini. Lebih dalam lagi, konflik internal di antara kelompok-kelompok di Irak juga mencuat, yang membuat negara itu bisa terancam perang saudara. Sepak bola berpotensi menyatukan.

Menurut John Pye dari Associated Press, Selasa (24/7), kalau ada satu hal yang menyatukan kelompok Syiah, Sunni dan Kurdi di Irak --yang sehari-hari sebetulnya terlibat dalam konflik faksional--, itu adalah sepak bola. Mereka disatukan kegembiraan yang sama oleh sepak bola, terutama saat melihat tim Irak menang. Yang paling mereka nanti-nanti kini adalah sukses Irak di ajang Piala Asia 2007.

“Rakyat Irak tak ubahnya rakyat Brasil, mereka menyukai sepak bola,” kata pelatih Irak yang asal Brasil, Jorvan Vieira seperti dikutip AP, Selasa (24/7).
Berbekal kenyataan itu, Vieira pun mencoba membangun Timnas Irak. Sebuah usaha yang tak mudah karena kompetisi liga Irak macet akibat perang, dan sebagian besar pemain juga tersebar di klub-klub asing di penjuru Timur Tengah.

Padahal, baru Juni Vieira diminta menangani tim dengan target mengharumkan nama Irak di Piala Asia. Karena perang, latihan pun tak mungkin di dalam negeri Irak.
“Ini memang pekerjaan sulit. Tapi, apa yang dialami para pemain tak kalah sulit. Tak ada satupun di tim Irak ini yang tidak kehilangan saudaranya akibat perang,” ujar Vieira, 53, yang tergolong pemberani ini. Tiga pelatih Irak pendahulunya selalu mundur akibat ancaman pembunuhan.

Melihat kondisi seperti itu, sejak awal Vieira menekankan pada para pemainnya agar melakukan yang terbaik bagi negara mereka, membawa kegembiraan pada rakyat Irak dengan menyisihkan perbedaan politik.

“Syukurlah, para pemain tak pernah mencampuradukkan urusan politik dengan sepak bola. Saya punya pemain Syiah dan Sunni, dan tak ada masalah. Mereka bahkan sangat dekat satu sama lain,” kata Vieira.

Selain karena prestasinya, warga Irak tampaknya juga bangga dengan timnas karena ke-bhineka tunggal ika-an itu. “Tim ini mewakili semua sekte di Irak, tetapi mereka semua warga Irak. Mereka saudara-saudara kami,” ujar Haydar Adnan, warga Syiah di Baghdad, seperti dikutip International Herald Tribune.

Di tengah kekacauan perang, sepak bola memang jadi kebanggaan baru Irak. Mereka masuk semifinal di Olimpiade Athena 2004, ke grand final Asian Games 2006 dan semifinalis Piala Teluk 2007, serta sekarang semifinalis (dan bahkan mungkin finalis atau juara) Piala Asia 2007.sko

Wednesday, July 11, 2007

PM Malaysia Kritik Umat Islam yang Saling Bertikai

PM Malaysia Kritik Umat Islam yang Saling Bertikai

Rabu, 11 Jul 07 10:46 WIB

PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, menyerukan agar umat Islam menghentikan pertikaian antar sesama Muslim dan menekankan pentingnya persatuan umat Islam untuk membantu umat Islam lainnya yang masih tertindas.

Hal tersebut mencuat dalam konferensi Islamic Figh Academy (IFA) yang dihadiri para cendikiawan Muslim dari sejumlah negara-negara Muslim. Acara yang diprakarsai oleh Malaysia itu akan berlangsung selama enam hari.

Dalam pidato pembukaan, PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi menyatakan kesedihannya melihat pertikaian antar sesama umat Islam yang terjadi di sejumlah tempat. "Di banyak negara Muslim, sebagai akibat dari isu-isu politik, banyak terjadi pertikaian antar sesama Muslim. Bagi saya, ini sangat menyedihkan, " tukasnya.

"Saya tidak melihat alasan mengapa mereka bertikai satu sama lain. Padahal mereka punya musuh bersama yang harus dihadapi, mereka menghadapi bahaya yang sama, " sambung Badawi.

Ia menyoroti pertikaian sektarian yang terjadi di Irak dan pertikaian Hamas-Fatah di Palestina. "Jika mereka ingin umat Islam bersatu untuk memberikan dukungan pada masalah-masalah Palestina, maka rakyat Palestina sendiri harus bersatu, itu yang paling penting, " ujar Badawi.

Ia menyerukan agar umat Islam menghentikan pertikaian dan bekerja untuk kesejahteraan dan kemakmuran negara mereka masing-masing. Umat Islam, kata Badawi, harus mengesampingkan perbedaan-perbedaan antara mereka dan bekerja untuk mencapai kemajuan, stabilitas dan kemuliaan umat Islam.

"Perbedaan-perbedaan harus disatukan untuk melindungi negara masing-masing dari musuh-musuhnya, " tandas Badawi.

PM Malaysia yang juga menjabat sebagai ketua Organisasi Konferensi Islam itu mengusulkan pertemuan antara para cendikian Muslim, ulama dan para politisi guna mencari cara untuk menyatukan umat Islam yang sedang bertikai, dan Malaysia menyatakan siap menjadi tuan rumahnya.

Di sisi lain, Badawi mendesak para cendikian Muslim untuk berperan aktif membantu umat Islam di dunia untuk menentukan prioritas demi kemajuan mereka, meningkatkan peradaban umat Islam, mengurangi perdebatan masalah-masalah yang tidak penting dan lebih fokus untuk membangun umat.

Dalam kaitan ini, Badawi memuji upaya tak kenal lelah Syaikh Yusuf al-Qaradawi yang terus memberi petunjuk agar umat Islam tetap pada jalur yang benar.

PM Malaysia itu juga mendesak para cendikiawan Muslim untuk menghidupkan kembali ijtihad, yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan-tantangan akibat pembangunan yang begitu pesat di bidang teknologi dan masyarakat modern.

Sementara itu, Dr. Sano Koutoub, kordinator umum konferensi dan anggota Dewan Eksekutif IFA menyatakan, konferensi ini akan membahas berbagai persoalan yang saat ini dihadapi umat Islam, seperti masalah krisis ekonomi, politik, penyakit-penyakit sosial, termasuk pertikaian antar sesama umat Islam. Konferensi itu, kata Sano, akan membuat pernyataan resmi tentang pertikaian umat Islam di Palestina dan Irak. (ln/iol)

Ahmadinejad: Dunia Islam Bersama-sama Padamkan Api Fitnah

Ahmadinejad: Dunia Islam Bersama-sama Padamkan Api Fitnah

sumber : indonesian.irib.ir

Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, negara-negara Islam harus menjalin kerjasama dan solidaritas untuk memadamkan api fitnah yang disulut oleh musuh. Saat menerima surat kepercayaan Duta Besar baru Bahrain untuk Iran Rashid bin Saad al-Dousari, hari Selasa, di Tehran, Ahmadinejad menegaskan, musuh-musuh umat Islam dan bangsa-bangsa di kawasan tidak menginginkan terjalinnya persaudaraan antara negara-negara Islam. Karena itu dengan berbagai cara mereka selalu menebar kekeruhan dan kecurigaan.

Menyinggung kebijakan luar negeri Republik Islam Iran menyangkut hubungan dengan negara-negara di kawasan khususnya Bahrain, Presiden Ahmadinejad mengatakan, persahabatan antara Tehran dan Manama dapat membantu perluasan kerjasama bilateral dan kemajuan kedua negara dalam menegakkan perdamaian dan keamanan di kawasan.

Lebih lanjut Ahmadinejad menyebut kerjasama ekonomi dan budaya antara kedua negara sebagai salah satu contoh perluasan hubungan bilateral, seraya menandaskan, para pejabat tinggi kedua negara dengan bijak dan kerjas keras dapat meningkatkan hubungan persahabatan dan persaudaraan dua bangsa Iran dan Bahrain.

Pada kesempatan itu, Duta Besar Bahrain menyebut Iran dan Bahrain sebagai dua bangsa bersaudara yang memiliki kesamaan agama, seraya mengatakan, para pemimpin kedua negara dapat meningkatkan kerjasama demi kepentingan kedua bangsa.

Friday, July 6, 2007

5000 Syaikh Arab berbaiat dengan Ayatullah Sistani

5000 Syaikh Arab berbaiat dengan Ayatullah Sistani


www.infosyiah.wordpress.com

Ini merupakan perkumpulan terbesar Syaikh-syaikh Kurdi, Sunni dan Syiah setelah kejatuhan Saddam Husein. Perkumpulan ini tepat dengan peringatan Revolusi 1920 dan pengulangan baiat kepada marja Syiah Irak.

5000 orang dari Syaikh Irak berkumpul di Najaf pada pagi hari Minggu tanggal 1 Juli bertepatan dengan Revolusi tahun 1920 Irak dan baiat kembali kepada marja Irak khususnya kepada Ayatullah Sistani.

Muhsin al-Hakim penasihat politik ketua Majelis Tinggi Islam Irak dalam wawancaranya dengan FARS mengumumkan pertemuan besar ini dan berkata: Pertemuan termasuk yang terbesar di mana para Syaikh Kurdi, Sunni dan Syiah Irak berkumpul setelah kejatuhan Saddam Husein.

Ia melanjutkan: Perkumpulan ini bertepatan dengan Revolusi Irak tahun 1920 dan pengulangan baiat kepada marja Irak. Salah satu tujuan pertemuan ini adalah kesepakatan untuk melawan aksi-aksi teroris dan menghadapi fitnah konflik sektarian yang disebarkan oleh anggota-anggota pengikut Saddam Husein dan kelompok takfiri di Irak.

Sayyid Muhsin al-Hakim menambahkan: Struktur masyarakat Irak masih kental dengan kelompok nomadennya. Kelompok masyarakat yang hidupnya berpindah-pindah dan dikepalai oleh seorang kepala suku yang disebut Syaikh merupakan institusi penting di Irak. Bahkan dalam perang menghadapi penjajah Inggris mereka memainkan peran sangat penting.

Telah terbit: Persatuan Islam dalam hadis-hadis Syiah dan Sunni

Telah terbit: Persatuan Islam dalam hadis-hadis Syiah dan Sunni

Buku Persatuan Islam dalam hadis-hadis Syiah dan Sunni merupakan buku hasil karya Majma Jahani Taqrib Binal Madzahib yang ditulis oleh Sayyid Syihabuddin Huseini di bawah pengawasan Ayatullah Taskhiri. Cetakan pertama buku ini dalam 4000 naskah.

Dalam buku ini pembaca dapat melihat beberapa pembahasan seperti; Prinsip-prinsip persatuan dan menjauh dari perselisihan dan elemen-elemen nilai yang dapat menguatkan persatuan Islam di antara kaum muslimin, Hubungan antar kaum muslimin dengan sesama muslim sebagai sebuah gambaran realita tentang sebuah persatuan kaum muslimin, Dampak-dampak persatuan dan perselisihan dan pengaruhnya terhadap kehidupan dunia dan akhirat serta beberapa masalah lain yang terdapat dalam tujuh bab buku ini.

Setiap bab ditulis dengan menyertakan hadis-hadis dari buku-buku hadis standar Syiah dan Sunni dalam satu tema. Secara keseluruhan buku ini dapat dikategorikan sebagai buku hadis.

Ayatullah Taskhiri sendiri memberikan kata pengantar dalam buku ini dan menulis:

Persatuan Islam adalah sebuah rencana yang berasal dari ideologi dan upaya mengatur waktu. Masalah ini juga merupakan rencana yang paripurna dan memiliki dimensi yang beragam. Sekalipun demikian, masih saja ada batas-batas sejarah dan sosial yang menjadi pembatas yang membuat persatuan Islam hanya menjadi semakin jauhnya mazhab-mazhab Islam dan hubungan antar pengikutnya menjadi dingin. Padahal, Persatuan Islam merupakan ungkapan universal yang memiliki berbagai dimensi beragam; budaya, politik dan sosial dalam kehidupan Islam.

Beliau melanjutkan: Sekalipun sisi agama sebagai faktor terpenting dalam mewujudkan persatuan, namun jangan sampai melupakan sisi-sisi lain. Beliau melihat persatuan Islam yang hakiki mencakup seluruh prinsip-prinsip politik, etnik, jati diri, sejarah dan letak geografi.

Monday, July 2, 2007

Keutamaan Imam Ali (as)

Suatu hari Imam Ali (as) pergi ke sebuah tempat yang kering tidak ada air dan tanaman disana, beliau melihat seekor burung yang bernama Darroj. Lalu beliau bertanya pada burung tersebut : Wahai Darroj sudah berapa tahunkah engkau tinggal di tempat yang kering tanpa air dan tanaman ini dan dari mana kau mendapatkan makanan? Dari mana kau mendapatkan minuman? Burung tersebut menjawab: Ya Amirul Mukminin, saya sudah 100 tahun tinggal di tempat ini, dan di saat aku aku lapar aku mengucapkan shalawat bagimu dan seketika itu rasa laparku akan hilang dan aku merasa kenyang. Dan disaat aku kehausan maka aku melaknat musuh-musuhmu dan seketika itu rasa hauskupun akan hilang

*************************************

Keutamaan Imam Ali (as)

Dalam Riwayat Ahlulbait & Ahlus sunnah

Oleh: Uma Zafazl

Kalau kita membaca buku sering kali kita temui keutamaan Amirul Mukminin Ali (as) disana sehingga kita bangga menjadi pengikutnya dan kecintaan kitapun padanya akan bertambah. Dan disini saya ingin sedikit mengutarakan tentang keutamaan beliau dalam pandangan syiah dan ahlus sunnah yang tercantum dalam kitab-kitab mereka. Dalam sebuah riwayat telah diutarakan bahwa sebelum Rasulullah (saw) wafat, beliau telah meninggalkan wasiat yang penting yang terkenal dengan hadist inni thorikum yang mana bunyi hadist tersebut adalah sebagai berikut:

اني تارك فيكم الثقلين كتاب اللة و عتزتي اهل بيتي ما ان تمسكتم بهما لن تضلوا و انهما لن يتفرقا حتى يردا على الحوض

Yang artinya: Sesungguhnya aku tinggalkan dua pusaka pada kalian kitab Allah dan itrahku keluargaku yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya niscaya kalian tidak akan tersesat, dan sesungguh keduanya tidak akan terpisah satu sama lainya sampai hari kiamat sehingga keduanya menemuiku di telaga kautsar.

Suatu hari Imam Ali (as) pergi ke sebuah tempat yang kering tidak ada air dan tanaman disana, beliau melihat seekor burung yang bernama Darroj. Lalu beliau bertanya pada burung tersebut : Wahai Darroj sudah berapa tahunkah engkau tinggal di tempat yang kering tanpa air dan tanaman ini dan dari mana kau mendapatkan makanan? Dari mana kau mendapatkan minuman? Burung tersebut menjawab: Ya Amirul Mukminin, saya sudah 100 tahun tinggal di tempat ini, dan di saat aku aku lapar aku mengucapkan shalawat bagimu dan seketika itu rasa laparku akan hilang dan aku merasa kenyang. Dan disaat aku kehausan maka aku melaknat musuh-musuhmu dan seketika itu rasa hauskupun hilang[1].

Suatu hari Nabi Muhammad (saw) bersama Imam Ali(as) duduk di hutan kecil, tiba-tiba datang seekor lebah dan hinggap di leher Imam Ali (as) , Rasul berkata kepada Imam Ali bahwa sebenarnya lebah ini hendak menjamu kita, kemudian lebah ini berkata pada Rasul bahwa ada sedikit madu di suatu tempat dan suruhlah Amirul Mukminin pergi kesana untuk mengambil madu tersebut. Kemudian Imam Ali (as) pergi untuk mengambil madu tersebut dan membawanya kehadapan Rasulallah, kemudian Rasul bertanya pada lebah tersebut: Makanan yang kau makan adalah sari bunga yang pahit, apakah penyebabnya ketika sari bunga itu masuk dalam tubuhmu dapat menjadi manis? Lalu lebah itu menjawab: Itu semua berkat wujudmu wahai Rasulullah, sebab setiap sari bunga yang masuk ke dalam tubuh kami, Allah mengilhamkan pada kami untuk bershalawat padamu, oleh karna itu sari tersebut menjadi manis dalam tubuh kami.

Rasulullah (saw) bersabda: Di hari kiamat ketika Allah (swt) mengumpulkan seluruh manusia dari awal sampai akhir dan dipasang jembatan di atas neraka jahanam –sebagai jalan menuju surga- dan tidak ada orang yang akan dapat melewati jembatan itu, kecuali orang-orang yang terhindar melalui wilayah (wewenang) Ali Bin Abi Thalib (as)[2].

Rasulullah (saw) bersabda: Ketika Allah (swt) menciptakan adam dan meniupkan ruh dalam tubuhnya, kemudian Allah (swt) mewahyukanya dan berfirman: Wahai Adam kalau bukan dikarena kedua hamba yang akan aku ciptakan mereka, maka aku tidak akan menciptakanmu.Nabi Adam (as) bertanya : Apakah mereka dari keturunanku? Allah (swt) bersabda: Iya. Wahai Adam angkatlah kepalamu, lalu Nabi Adam (as) mengangkat kepalanya, dan dia melihat suatu tulisan di Arsy (singgasana Allah), yang tertulis disana barang siapa mengenal (mengetahui) haknya Imam Ali (as) maka dia akan bersih (suci) dan harum, dan barang siapa yang mengingkarinya maka dia akan tersesat dan kafir. Dan aku (Allah) bersumpah atas kemuliaanKu dan keagunganKu, sesungguhnya akan aku masukakan dalam neraka orang-orang yang tidak mengakui Ali(as). Dan dalam Al-Quran surah Al-syams ayat 9-10ô

s% yxn=øùr& `tB $yg8©.y ÇÒÈ ôs%ur z>%s{ `tB $yg9¢yŠ ÇÊÉÈ

9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, 10. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. Dan riwayat diatas adalah tafsir dari dua ayat tersebut[3].

Rasulullah (saw) bersabda: suatu hari Imam Ali (as) datang menemui orang-orang yang sedang berkumpul dan Rasulullahlah (saw) berkata: saudaraku sedang datang menuju kalian, aku bersumpah kepada dzat yang jiwaku ada di tangannya bahwa sesungguhnya di hari kiamat Ali (as) dan pengikutnya akan selamat dan menang. [4] Dan ini adalah tafsiran ayat yang berbunyi : اولئك هم الفا ئزون (merekalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan)

Rasulullah (saw) bersabda: Di hari kiamat 70 ribu dari umatku akan masuk surga tanpa dihisab, kemudian beliau melihat Ali (as) dan bersabda: wahai Ali mereka adalah syiahmu dan kau adalah pemimpin mereka[5].

Rasulullah (saw) bersabda: Kau adalah seorang yang dipercaya (amin) dan hujjah Allah di muka bumi, kau adalah rukun iman, barang siapa yang mengikutimu maka dia akan selamat, dan barang siapa yang tidak mengikutimu maka dia akan binasa…..seseorang tidak akan mencintaimu kecuali dia terlahir dalam keadaan bersih dan suci, dan seseorang tidak akan membencimu kecuali dia terlahir dalam keadaan kotor. Allah tidak akan pernah membawaku naik ke mi’raj dan tidak pernah berbicara denganku kecuali Ia berfirman sampaikan salamku kepada Ali dan kenalkan bahwa Ali adalah pemimpin para malaikat dan cahaya orang-orang yang taat padaku (barang siapa taat pada perintah Allah, maka Allah akan memberi cahaya padanya dan cahaya tersebut di ambil dari Ali (as)[6]

Rasulullah (saw) bersabda: Wahai Ali sesungguhnya engkau di tengah-tengah kalangan masyarakat bagaikan surah tauhid dalam Alquran ,barang siapa yang membacanya satu kali dari surah tersebut seakan-akan dia telah membaca satu pertiga Al-qur’an, dan barang siapa yang membacanya dua kali dari surah tersebut seakan-akan dia telah membaca dua pertiga Al-quran, dan barang siapa yang membaca tiga kali dari surah tersebut seakan-akan dia telah membaca seluruh Al-quran tersebut. Wahai Ali sesunguhnya Engkaupun seperti itu. Hai Ali siapa saja yang menanamkan cinta di hatinya kepadamu sesungguhnya dia telah mendapatkan satu pertiga dari imannya, siapa saja yang menanamkan cintanya dihati dan lidahnya padamu sesungguhnya dia telah mendapatkan dua pertiga dari imannya, dan siapa saja yang menanamkan cinta dihati, lidah dan tangannya padamu sesungguhnya ia telah dapatkan seluruh imannya (imannya telah sempurna). Aku bersumpah kepada dzat yang dengan kebenaran telah menjadikan aku seorang nabi, seandainya kecintaan penduduk bumi padamu laksana kecintaan penduduk langit padamu, maka Allah (SWT) tidak akan pernah menyiksa mereka[7]

Rasulullah (saw) bersabda: Aku dan Ali dari satu pohon. Ali dari aku dan aku dari Ali. Wahai Ali Engkau adalah saudaraku dan sahabatku. Ali menyertai kebenaran dan kebenaran menyertainya. Ali menyartai Al-quran dan Al-quran menyertai Ali. Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya.

Rasulullah (saw) bersabda: Barang siapa yang ingin hidupnya denganku atau sepertiku, dan meninggal seperti meninggalnya aku dan akan tinggal dalam surga Adni yang telah diciptakan Allah (SWT) Tuhanku, maka dia harus mengakui bahwa Ali (as) wali dan pemimpin setelah aku. Seseorang yang mencintai Ali dan mengakui bahwa Ali (as) adalah wali dan pemimpin setelahku, maka mereka harus mengikuti para imam setelah Ali yang mereka adalah Ahlulbaitku, dan mereka telah diciptakan dari tanah yang aku diciptakan darinya, dan mereka telah diberikan rizki pemahaman dan ilmu, dan celakalah dari umatku orang-orang yang mendustakan keutamaan dan keagungan mereka yang sesungguhnya Allah tidak akan memberikan syafa’atku pada mereka.[8]

Rasulullah (saw) bersabda: Jika kalian menjadikan Ali sebagai khalifah, -dan sudah barang tentu kalian tidak akan pernah melakukan hal itu- dia akan menunjukan jalan yang lurus kepada kalian, karna Ali (as) telah terhidayah dan dia akan menghidayahi kalian[9].

Ya Allah berilah petunjuk pada kami untuk menjadi pengikut Imam Ali (as) yang setia, dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang berpegang teguh pada wilayahnya. Amiiiiiiiiiiin.


[1] Biharul anwar jilid 65 hal 43

[2] Al-ghadir jilid 1 hal 387

[3] Ihqoq Al haq jilid 4 hal 144

[4] Usul Istimbaat hal 31

[5] Usul Istimbaat

[6] Ihqoq al-haq jilid 4 hal 170

[7] Syenohte Amirul Mu’minin

[8] Muqadimah Al-Ghadir

[9] Al-Ghadir jilid 2 hal 13

Surat terbuka Ayatullah Makarim Syirazi kepada ulama Wahabi

Surat terbuka Ayatullah Makarim Syirazi kepada ulama Wahabi

Bismillahirrahmanirrahim

Beberapa bulan yang lalu terjadi peristiwa yang sangat aneh dan langka di sebagian negara-negara Islam. Pada tanggal 16 Dzul Qa’dah 1427 H sebuah kelompok yang terdiri dari 38 ulama dan dosen menandatangani sebuah deklarasi. Ulama dan dosen Wahabi ini berasal dari universitas Ummul Qura dan universitas Malik Su’ud serta sebagian kecil dari sebagian wilayah Arab Saudi lainnya. Deklarasi itu adalah fatwa untuk membunuh orang-orang Syi’ah Irak dan Syi’ah seluruh dunia! Mereka menuduh orang-orang Syi’ah adalah Rafidhi Safawi, sekutu Amerika dan pelindung Israel yang membunuhi orang-orang Ahli Sunah.

Pada poin pertama dari deklarasi itu, setelah pendahuluan, perlu adanya mobilisasi terhadap media-media Arab untuk menyampaikan kepada seluruh kaum muslimin di dunia bahwa Syi’ah itu berbahaya. Syi’ah harus dicitrakan membunuh orang-orang Ahli Sunah. Tunjukkan bahwa orang-orang Ahli Sunah adalah orang-orang yang dianiaya. Deklarasi ini menyebutkan bahwa Syi’ah Irak ingin memecah negara Irak menjadi negara-negara kecil. Kawasan Selatan yang kaya milik Syi’ah, Utara dikuasai oleh Kurdi dan kawasan kecil di pusat Irak menjadi milik Ahli Sunah. Dalam lanjutannya disebutkan bahwa apa yang diambil secara paksa, maka harus direbut secara paksa juga. Perang adalah pilihan pertama dan Irak harus direbut dari Syi’ah. Bahkan orang-orang Kurdi juga harus dikeluarkan dari Irak.

Pada poin kedua disebutkan bahwa para pemikir dan ulama harus dimaksimalkan untuk berbicara di masjid dan pertemuan-pertemuan khusus atau umum. Mereka harus menjelaskan hakikat yang selama ini tersembunyi. Mereka harus menekankan kemazluman Ahli Sunah agar orang-orang Ahli sunah bangkit melawan Syi’ah.

Pada poin ketiga diserukan kepada seluruh orang-orang Ahli Sunah untuk membantu Ahli Sunah Irak sekuat tenaga, baik uang maupun persenjataan.

Poin keempat meminta kepada seluruh kelompok-kelompok Ahli Sunah di Irak untuk bersatu demi menghadapi Syi’ah. Istilahnya adalah menghadapi taghut Amerika, Rafidhi dan sekutu mereka. Ketiga kelompok ini harus dihancurkan. Maksud dari sekutu mereka adalah orang-orang Kurdi dan sebagian orang-orang Ahli Sunah yang moderat.

Poin kelima menyebutkan agar tidak boleh putus asa untuk menyebarkan semangat ini. Dalam masalah ini harus aktif. Karena masa kebatilan hanya sesaat, sementara kebenaran akan kekal hingga hari kiamat.

Belum pernah dalam sejarah Islam, ada fatwa yang semacam ini. Memerintahkan untuk perang saudara sesama muslim dan membunuh orang-orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat. Syi’ah sendiri meyakini bahwa mengalirkan darah seorang muslim; baik itu Syi’ah maupun Sunni, adalah sebuah dosa besar yang tidak terampuni.

Sekalipun ancaman semacam ini ada, kami tidak pernah takut sedikit pun. Di hadapan sikap dan aksi kekerasan yang tidak manusiawi ini, kami mengulurkan tangan persaudaraan. Kami akan mengatakan kepada mereka: “Saudaraku! Kalian telah salah jalan. Musuh kita orang lain”. Bila kalian tetap ingin menjalankan rencana kalian, niscaya Islam tidak tersisa lagi. Sebagai saudara, kami ingin menasihati kalian: “Lebih dari ini jangan lagi kalian rusak Islam ini! Jangan kalian memperkenalkan Islam sebagai agama kekerasan dan hanya milik orang-orang bodoh!

Terlepas dari semua itu, kenyataan keji dan berbahaya ini harus dipikirkan oleh semua kaum muslimin. Ada baiknya bila merenungkan beberapa poin berikut:

1. Deklarasi ini mengajak untuk membunuh saudara sendiri dan ratusan juta jiwa kaum muslimin. Deklarasi ini telah membunyikan tambur peperangan. Di seluruh dunia, Islam diperkenalkan sebagai agama kekerasan dalam bentuknya yang paling ekstrim. Hari ini, deklarasi ini menunjukkan bahwa musuh paling berbahaya adalah cara berpikir Wahabi ekstrim. Cara pandang yang melihat bahwa Syiah dan Ahli Sunah sama-sama kafir. Yang Islam hanya mereka saja. Ini dapat ditelusuri dalam buku Muhammad bin Abdul Wahhab. Mayoritas Ahli Sunah juga sangat tersiksa menghadapi mereka.

Sangat disayangkan, cara berpikir yang mendahulukan kekerasan sangat menghambat kemajuan Islam di dunia. Bahkan cara berpikir semacam ini menjadi problem besar dunia Islam sekarang. Padahal, dunia saat ini siap menerima Islam. Namun, bila mereka telah dekat dengan Islam, mereka melihat sekelompok kaum muslimin yang hobinya melakukan aksi teror dan tindak kekerasan. Sesaat mereka berbalik dari Islam.

2. Wahabi memperkenalkan Amerika sebagai salah satu dari faktor yang membahayakan stabilitas keamanan di Irak. Kami juga meyakini hal yang demikian. Namun semua tahu bahwa sebagian dari negara-negara Islam secara praktis merupakan sekutu Amerika di Timur Tengah. Orang-orang Amerika dengan bebas bisa berkeliling di negara-negara Arab itu terserah kemauannya. Mengapa Wahabi tidak memerangi mereka? Mengapa Wahabi menerima mereka dengan tangan terbuka, sementara di Irak mereka ingin mengangkat senjata berperang melawan Amerika?

3. Sesuai dengan pernyataan mereka bahwa Rafidhi Safawi adalah sekutu Amerika dan pembela Israel. Apakah mereka dapat memberikan keterangan mana negara Islam yang bertahun-tahun memutuskan hubungannya dengan Amerika dan diembargo? Masyarakat mana di Lebanon yang mampu mengalahkan Israel? Dan siapa yang selama ini mengadakan kerja sama dengan Israel? Ketika Hizbullah berperang melawan Israel, siapa yang mengharamkan segala bentuk bantuan kepada Hizbullah?

4. Apakah orang-orang Ahli Sunah Irak dibunuh oleh Syi’ah, ataukah orang-orang Ahli sunah dan sekutu mereka dari sisa-sisa anggota partai Ba’ts yang membantai orang-orang Syi’ah?

Apakah Ayatullah Sayyid Muhammad Baqir al-Hakim bersama tiga ratus orang di Najaf berasal dari Ahli Sunah?

Apakah lebih dari seribu orang di Kazhimain yang tewas berasal dari Ahli Sunah?

Kematian paling mengenaskan dalam beberapa tahun terakhir ini di Hilla. Di sana tewas 400 orang dan semuanya dari Syi’ah. Apakah pembantaian ribuan orang yang terjadi di Kufah, Karbala, Najaf dan Hilla dilakukan juga oleh orang-orang Syi’ah?

5. Kalian mengatakan bahwa apa yang diambil secara paksa harus direbut kembali secara paksa. Tahukah kalian bahwa pemerintah Irak saat ini terbentuk setelah melalui pemilihan bebas yang diawasi oleh pengawas internasional. Setelah itu dipilih secara demokrasi anggota parlemen, presiden dan perdana menteri. Hal yang belum pernah terjadi di negara Arab Saudi, tempat tinggal kalian. Kalian mengatakan bahwa mereka mengambil kekuasaan dengan kekerasan. Apakah kalian ingin mengatakan bahwa negara kalian adalah negara yang muncul berdasarkan demokrasi?

6. Mungkin akan sangat baik sekali bila kita menengok data statistik yang ada. Irak terdiri dari lebih dari 60 persen Syiah, 20 persen Kurdi sunni dan 20 persen Arab Sunni. Dengan data ini, kalian ingin mengatakan bahwa 20 persen Arab Sunni harus berkuasa atas 80 persen dari jumlah penduduk Irak lainnya? Itupun dengan kekerasan? Selain itu, pekerjaan seperti itu di dunia kini adalah tidak mungkin. Tidak masuk akal dan juga tidak logis. Buat seorang awam saja hal ini tidak masuk akal, bagaimana bisa para ulama dan dosen percaya dengan logika seperti ini?

7. Siapa yang membuat karikatur yang menghina Nabi Muhammad saw?

Siapa yang menulis buku ayat-ayat setan dan siapa yang melindungi penerbitan buku itu?

Siapa yang menganggap Islam sebagai agama kekerasan dan barbar?

Siapa yang menguasai Masjidul Aqsha, kiblat pertama kaum muslimin dan menjadikannya sebagai ibu kotanya? Saat ini, tanah-tanah kaum muslimin di bawah cengkeraman tentara mereka.

Kalian meninggalkan semua itu dan mengobarkan peperangan sesama kaum muslimin yang manfaatnya kembali kepada musuh-musuh Islam.

Apakah rasa cinta kalian kepada agama yang memerintahkan kalian melakukan hal ini?

8. Deklarasi yang kalian tanda tangani bertentangan dengan ayat-ayat al-Quran dan hadis.

Apakah kalian lupa al-Quran mengatakan: “Dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu: “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya)” (Nisa’: 94).

Apa yang membuat kalian ingin membunuh kelompok besar dari kaum muslimin yang beriman sebagai kafir? Mereka yang punya andil besar untuk perkembangan serta kemajuan Islam.

Apakah kalian telah lupa dengan hadis yang disampaikan berulang-ulang oleh Nabi Muhammad saw: “Siapa saja yang mengucapkan dua kalimat syahadat, maka jiwa, harta dan kehormatannya dilindungi”. Mengapa kalian menginjak-injak hadis ini?

Apakah kalian lupa Allah berfirman: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu” (Anfal: 46). Apakah dengan perang yang ingin kalian kobarkan di Irak yang hasilnya adalah tewasnya kaum muslimin dari kedua belah pihak tidak membuat kaum muslimin menjadi lemah di hadapan musuh Islam?

9. Bila klaim kalian benar, mengapa kalian tidak mengamalkan ayat yang berbunyi: “Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya” (Hujurat: 9) Mengapa kalian malah mengobarkan perang, padahal pihak lain mengulurkan tangan persahabatan terhadap kalian? Apakah perilaku seperti ini sesuai dengan al-Quran?

Dalam deklarasi yang kalian tanda tangani tersisip sebuah hadis dari Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan dalam buku Sahih Muslim. Nabi Muhammad saw bersabda: “Allah menjanjikan bahwa musuh Islam tidak akan dapat menguasai kaum muslimin. Bila ada masalah yang terjadi, maka itu muncul dari perselisihan kaum muslimin sendiri”!

Kalian menukilkan hadis ini, tapi mengamalkan sebaliknya!

Apakah Nabi Muhammad saw tidak pernah memberikan aturan dalam berperang bahwa ketika berperang melawan kaum musyrikin, anak-anak dan wanita jangan dibunuh. Bagaimana mungkin kelompok dari kalian melupakan aturan Islam yang sangat manusiawi ini, ketika menghadapi sekelompok dari kaum muslimin? Dengan teror, kalian membantai semuanya.

10. Bila sebagian dari kepala-kepala negara Islam tidak mengindahkan aturan Islam ini, masih dapat diterima. Tapi, bila itu tidak diperhatikan oleh orang-orang yang disebut sebagai ulama sangat mengherankan. Mudah-mudahan mereka tidak diperalat oleh pemerintah.

Al-Quran menyebutkan bahwa pembunuhan terhadap seorang muslim mendapat laknat dari Allah, azab ilahi yang sangat pedih dan bakal kekal di neraka. “Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya” (Nisa’: 93).

Sesungguhnya, ayat ini membuat orang yang mendengarnya bergetar. Bila seseorang menjadi penyebab bagi terbunuhnya ribuan bahkan jutaan kaum muslimin, apa yang bakal diterimanya di hari kiamat?

11. Deklarasi yang kalian tanda tangani menunjukkan bahwa kalian mengidap penyakit buruk sangka kronis terhadap Syi’ah dan pengikut Ahlul Bait. Sumbernya adalah propaganda musuh. Merasa cukup dengan data yang didapat dari isu. Menjadikan perbuatan orang-orang awam sebagai tolok ukur. Tidak pernah melakukan pendekatan dan menghakimi secara in absentia.

12. Kami mengumumkan kepada kalian bahwa ulama Syi’ah siap hadir dalam pertemuan-pertemuan kedua belah pihak ulama. Siap melakukan dialog dan diskusi dalam lingkungan persaudaraan. Ulama Syi’ah siap untuk membuktikan bahwa tuduhan yang selama ini dialamatkan ke Syi’ah hanyalah buruk sangka, propaganda musuh dan perilaku orang-orang ekstrim. Sangat tepat sekali bila dalam pertemuan itu, seluruh dari mereka yang memberikan fatwa untuk membantai semua orang Syi’ah, untuk hadir.

Selama empat tahun setelah lengsernya Sadam, ulama Syi’ah senantiasa mengajak agar semua kelompok dan rakyat Irak untuk tidak terlibat dalam konflik sektarian dan perang saudara. Saat ini, tiba giliran ulama dan pemikir Ahli Sunah untuk mengamalkan kewajiban mereka. Ulama Ahli Sunah harus berani menjelaskan kepada kelompok-kelompok yang tidak sadar ikut dalam skenario perang antara sesama muslim, untuk tidak lagi melakukan hal itu. Jangan sampai kehormatan Islam yang ada ini semakin jatuh di mata dunia. Dan yang lebih penting lagi, agar jangan sampai terulang kembali tumpahnya darah manusia tidak berdosa. Jangan sampai mereka mempermainkan hukum Islam yang diterima oleh semua kaum muslimin.

“Ya Tuhan kami! Berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil)” (A’raf: 89).

“Ya Tuhan kami! Ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami! Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang” (Hasyr: 10).

Bagaimana seorang ulama Wahabi menjadi lembut

Bagaimana seorang ulama Wahabi menjadi lembut

http://infosyiah.wordpress.com/

Laporan berikut ini adalah peristiwa pertemuan dan dialog antara Hujjatul Islam wal Muslimin Zamani, Ketua Komisi Ahli Sunah Urusan Haji Iran dengan Doktor Abdul Muhsin Qasim salah seorang Imam Jumat di Masjidun Nabi.

Alasan pertemuan

Para Imam Jumat di Masjidun Nabi sangat berperan penting dalam mengarahkan jutaan kaum muslimin yang melakukan haji setiap tahun. Oleh karenanya, akidah mereka akan mempengaruhi cara berpikir kaum muslimin yang hadir. Karena para Imam Jumat di Masjid al-Nabi memiliki keyakinan sesuai ajaran Muhammad bin Abdul Wahab, kebencian terhadap Syiah mendapat porsi dalam ceramah-ceramah itu. Sikap kebencian terhadap Syiah dilontarkan dalam khutbah yang mereka sampaikan dan itu dikonsumsi oleh jutaan kaum muslimin yang mengikuti salat Jumat. Di samping itu, jangan dilupakan bahwa ucapan khatib Jumat Masjidun Nabi dianggap memiliki legalitas syariat yang disampaikan di Masjidun Nabi.

Setelah melihat kenyataan itu, saya (baca: Hujjatul Islam wal-Muslimin Zamani) akhirnya mengambil keputusan untuk mengurangi kebencian yang ada dengan menemui salah satu dari Imam Jumat Masjidun Nabi untuk menjelaskan tentang Syiah. Harapan saya mereka mau sedikit mengendurkan sikap kebencian yang berlebihan atas Syiah.

Imam salat Jumat di Masjidun Nabi

Masjidun Nabi memiliki empat Imam yang meingimami salat Jumat secara bergantian:

1. Syaikh Hudzaifi, seorang Imam Jumat yang pernah menyampaikan khutbahnya secara ekstrim menyerang Syiah ketika mantan presiden Iran Rafsanjani berkunjung ke Arab Saudi. Sikapnya itu membuat Raja Abdullah kemudian memberhentikannya untuk sementara selama 4 tahun sebagai Imam Jumat.

2. D.R. Abdul Muhsin Qasim, yang diangkat setelah Syaikh Hudzaifi diistirahatkan. Kumpulan khutbah Jumatnya kemudian dibukukan dalam dua jilid yang dicetak oleh penerbitan yang dimiliki oleh ayahnya bernama “Dar Qasim”.

3. Syaikh Badir, salah seorang khatib Jumat yang beberapa tahun lalu juga melontarkan ceramah yang keras terkait dengan Syiah. Hal itu membuat ulama Ahli Sunah Iran yang ikut menunaikan ibadah haji menandatangani surat panjang mengkritik sikapnya. Surat itu kemudian dikirimkan ke pihak pemerintah Arab Saudi.

4. Syaikh Husein Alu Syaikh, salah satu khatib Jumat Masjidun Nabi yang masih memiliki darah keturunan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab.

Di antara keempat Imam Jumat yang ada ini, saya memilih Abdul Muhsin Qasim untuk bertemu dan berdialog. Untuk bertemu dengannya, saya meminta tolong kepada salah seorang teman saya yang Ahli Sunah karena punya hubungan dengannya. Saya meminta waktu untuk dapat bertemu dengannya. Teman saya akhirnya berhasil mendapatkan waktu selama setengah jam untuk bertemu dengan Syaikh Abdul Muhsin Qasim.

Pada hari Rabu tanggal 13 Desember 2006 tepat jam 09:30 bersama teman yang mengenalnya, saya bertemu dengan Doktor Abdul Muhsin Qasim di gedung Pengadilan Tinggi Madinah Munawarah. Ia salah seorang ketua Pengadilan Tinggi Madinah. Selain hafal al-Quran, ia juga adalah penulis dan salah satu Qari yang terkenal di Arab Saudi.

Sekalipun ia adalah seorang ulama Wahabi terkenal dan dalam khutbah-khutbah Jumatnya menunjukkan sikap-sikap ekstrimnya, ia seorang yang memiliki kepribadian, berakhlak dan masih muda (umurnya sekitar 35 tahun), ia tidak memanjangkan janggutnya seperti yang lain dan memiliki wajah yang tampan.

Ketika kami memasuki kantornya, banyak karyawan pengadilan yang masuk berhubungan dengannya, begitu pula masyarakat yang punya urusan dengannya. Ini menunjukkan ia sebagai orang yang sibuk. Namun demikian, ia menerima kami dengan hangat.

Membela al-Quran

Setelah saling memperkenalkan diri, kami mulai melakukan dialog. Doktor Abdul Muhsin Qasim memberikan kesempatan pertama kepada saya untuk membuka pembicaraan agar dapat mengetahui lebih jauh cara berpikir saya. Pembicaraan saya mulai dari bidang yang betul-betul saya kuasai; tentang Ulumul Quran. Saya sengaja tidak memilih kajian keagamaan, tapi langsung berbicara mengenai perhatian saya dalam usaha membela al-Quran dari sanggahan para Orientalis Barat. Bahkan saya menjelaskan tentang desertasi doktoral saya dalam bidang ini, judulnya “Kritik pandangan terpenting para Orientalis mengenai al-Quran”. Setelah itu saya melaporkan sedikit mengenai perhatian Iran akan al-Quran dan penelitian mengenai al-Quran. Yang saya tekankan adalah perlunya kerja sama ulama dunia Islam untuk memperkenalkan ajaran-ajaran al-Quran yang tinggi sesuai dengan kebutuhan dan dengan bahasa yang sesuai.

Saya jelaskan bahwa Kementrian Pendidikan Tinggi Iran menyepakati usulan saya untuk mendirikan sebuah jurusan baru untuk tingkat doktoral dengan nama “al-Quran dan Orientalis”. Mendengar itu ia sangat bersemangat mengetahui lebih banyak.

Setelah mendengar apa yang saya sampaikan, ia merasa bahwa iran san orang-orang Syiah punya kepedulian yang besar terhadap al-Quran, di luar dari perbedaan mazhab yang ada. Ia memuji sikap yang demikian.

Perasaan seide

Setelah mendengar semua pembicaraan saya, terlihat ia merasa seide dan bersaudara yang tulus. Setelah itu, ia mengajukan beberapa pertanyaan tentang Ahli sunah yang di Iran dengan cara yang bersahabat. Ia mempertanyakan fasilitas yang diberikan oleh urusan haji Iran kepada Ahli Sunah. Dan yang lebih penting lagi, pertanyaannya mengenai perbedaan Syiah dan Ahli Sunah di Iran dengan gaya ingin tahu. Beberapa tema di bawah ini menjadi fokus dialog kami:

1. Laporan tentang fasilitas yang diberikan oleh kantor Urusan Haji Iran kepada calon haji yang bermazhab Ahli Sunah, data statistik Ahli Sunah yang naik haji dan bagaimana cara memilih ulama yang menyertai rombongan haji.

2. Laporan tentang kebebasan mahasiswa Iran yang bermazhab Ahli Sunah dan mahasiswa luar negeri yang bermazhab Ahli Sunah di universitas-universitas Iran, universitas milik Yayasan Taqrib Bainal Mazahib, pusat pendidikan Islam yang dikhususkan untuk santri luar negeri di Qom, Universitas al-Rasul al-Akram di daerah Gorgan yang dikhususkan untuk santri luar negeri Ahli Sunah dan beberapa penjelasan mengenai sistem pendidikan di Iran.

3. Memperkenalkan aktivitas terkait dengan al-Quran dan Hadis dari kantor Urusan Haji Iran, begitu juga Yayasan Darul Hadits.

4. Kejujuran dan kebenaran yang senantiasa dicari oleh ulama dari setiap mazhab baik yang Syiah maupun Sunni dalam usaha untuk menguasai pengetahuan Islam dari al-Quran dan Hadis, begitu juga tentang bagaimana saat ini al-Quran dan Hadis mulai ditinggalkan orang. Semua itu berdasarkan hadis yang berbunyi: “Seorang mujtahid bila benar dalam usahanya akan mendapatkan dua pahala, sementara bila salah ia mendapat satu pahala”.

Sahabat yang baik

Dialog kami begitu bersahabat sehingga waktu yang semula ditentukan hanya setengah jam telah lewat menjadi satu jam. Tepat setengah jam dari dialog kami berlalu, sekretarisnya datang dan mengingatkan bahwa banyak orang yang berurusan dengannya sedang menantinya. Ia menjawab, “Untuk sementara Anda yang melakukan tugas-tugasku dengan mereka dan tutup kembali pintunya”.

Melihat kejujuran dan perhatian terhadap agama serta jawaban beberapa pertanyaannya mengenai masalah yang selama ini ada buat dia sangat mengesankan. Akhirnya, kami sudah seperti dua orang sahabat yang baik yang telah lama saling mengenal.

Setelah sejam berlalu dan dialog usai saya bangkit dari duduk dan hendak mengucapkan salam perpisahan, ia berkata: “Saya tidak akan memperkenankan Anda untuk keluar dari ruangan ini. Anda harus tinggal bersama saya untuk makan siang bersama”. Saya menjawab: “Saat ini, mereka yang berurusan dengan Anda sangat banyak dan saya juga punya kerjaan lain. Insya Allah pada kesempatan lain saya akan menerima ajakan Anda”. Ia berkata: “Sore hari ini saya harus pergi ke Riyadh dan untuk beberapa hari saya tidak di Madinah. Apakah Anda akan kembali lagi beberapa hari kemudian?” Saya menjawab: “Kemungkinan besar saya akan kembali lagi ke Madinah”.

Setelah itu ia menyalami saya dengan hangat dan berkata: “Saya menunggu. Bila Anda kembali, pastikan ke sini dan makan malam bersama saya”. Saya menjawab: “Bila kembali, saya pasti akan datang kepada Anda”.

Pengaruh!

Tidak pernah terpikirkan oleh saya bagaimana seorang Imam Jumat Masjidun Nabi yang memiliki posisi di tengah masyarakat dengan cara pandang Wahabi dapat berubah setelah sejam berdialog. Seakan-akan bak ayat al-Quran yang berbunyi “Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah Telah menjadi teman yang sangat setia (Fushshilat: 34).

Setelah aku berpikir, sangat disayangkan sebagian dari ulama Syiah yang tidak melakukan dialog sehat dengan ulama mazhab lain untuk menghilangkan kerancuan pemahaman yang selama ini ada mengenai Syiah. Tidak adanya dialog sehat seperti ini membuat kita menderita permusuhan dan konflik selama berabad-abad.

Mengintip Ulah Orientalis Dalam Menodai Keagungan Al-Quran

Mengintip Ulah Orientalis Dalam Menodai Keagungan Al-Quran

http://infosyiah.wordpress.com

Tanpa diragukan lagi, al-Quran adalah kitab yang tak mungkin ditahrif dan diubah; baik ditambah, dikurangi atau diacak tempat aslinya. Ini merupakan sebuah kesepakatan seluruh umat Islam, baik kalangan Syiah maupun Ahli sunah. Para ulama terdahulu dan kontemporer kedua kalangan telah menyatakan hal ini secara gamblang.

Begitu banyak dalil literal maupun nalar yang dikemukakan. Hanya saja, pemaparan dalil-dalil itu bukan tujuan penulisan artikel ini. Karena tujuan utama penulisan artikel ini adalah membongkar sebuah misteri akbar yang telah mencabik-cabik persatuan umat Islam dan telah banyak menumpahkan darah suci muslim. Ini semua karena ulah seorang orientalis yang menurut beberapa kalangan cendekiawan muslim sendiri, mereka banyak berjasa kepada Islam.

Memang betul, mereka telah banyak menyodorkan khidmat dan pelayanan kepada Islam dan muslimin. Mereka telah membantu muslimin dalam mencetak dan menyebarkan kitab-kitab islami, satu abad yang lalu mereka telah menyusun Ensiklopedia Islam guna mempermudah para muhaqqiq untuk mengkaji Islam, mereka juga menyusun Ensiklopedia Quran, sebuah upaya yang belum disentuh oleh ulama Islam sendiri, dan setumpuk khidmat yang lain.

Begitu besar khidmat mereka, sehingga tim penerjemah Ensiklopedia Islami yang berasal dari Mesir, yang terdiri dari Ustad Muhammad Efendi, Ibrahim Zaki Khursyid dan Abdul Hamid Yunus mengatakan: ”Jika terdapat kesalahan dalam karya spektakuler ini, maka ketahuilah mereka (para penyusunnya yang terdiri dari ilmuwan Yahudi, Nasrani dan dibantu beberapa orang muslim) adalah manusia biasa yang mungkin berbuat salah”. Dan beberapa ungkapan unik lain yang menggambarkan kemilau khidmat para orientalis”.

Akan tetapi sebuah pertanyaan, apakah semua upaya mereka itu khidmat tanpa khiyanat sedikit pun? Atau dengan kata lain, apakah mereka melakukan karya-karya ini untuk Qurbatan illallah? Atau ada udang di balik peyek? Lagi-lagi, jawaban apakah upaya Barat (orientalis) dalam mengkaji Islam dan al-Quran sebuah khidmat atau khiyanat? Bukan tujuan penulisan artikel ini. Insya Allah kajian ini akan kami bahas pada kesempatan mendatang.

Nah, salah satu bentuk khianat mereka dalam memperkenalkan Islam dan al-Quran adalah penulisan dan penyebaran buku-buku yang memorak-porandakan barisan persatuan umat Islam; Syiah dan Ahli sunah. Salah satu buku yang kami maksud itu adalah buku Fashlul Khitab fi Tharif Kitab rabbil Arbab, dicetak pada tahun 1291H.Q yang dinisbatkan kepada seorang ahli hadis Syiah, Muhadis Mirza Husain Nuri.

Para pemuka hauzah ilmiah Najaf saat itu, spontan mengingkari dan mengeluarkan perintah untuk menariknya dari peredaran serta menulis buku yang begitu banyak untuk menentang buku tersebut, di antara para ulama yang mengkritik dan menentang kitab tersebut adalah:

1. Seorang faqih yang bernama Marhum Syekh Mahmud bin Abi Qasim yang terkenal dengan Muarrab Tehrani (wafat pada tahun 1313 H). Beliau menulis kitab Kasyful Irtiyab fi Adami Tahrifil Kitab.

2. Marhum Allamah Sayyid Muhammad Husain Syahristani (wafat pada tahun 1315 H) beliau menulis kitab lain dalam rangka menolak kitab Faslul Khitab dengan judul Hifdzul Kitabisy Syarif ‘an Syubhatil Qaul bit Tahrif.

3. Marhum Allamah Balaghi (wafat pada Tahun 1352 H) salah seorang muhaqqiq hauzah ilmiyah Najaf yang terkenal dengan karnyanya, Tafsir Alau Rahman, yang ditulis beliau untuk menjawab isi buku Faslul Khitab.

Semua ulama itu menegaskan bahwa riwayat yang ada di dalamnya dhaif atau lemah baik dari sisi sanad maupun dilalahnya. Hanya sayang seribu sayang, Ahli sunah tetap bersikeras menuduh, menuding dan memojokkan Syiah sebagai aliran yang meyakini tahrif al-Quran, dengan dalih buku ini, buku yang sejak awal ditentang oleh mayoritas ulama Syi’ah.

Padahal jika Ahli sunah menuding Syiah meyakini tahrif Quran karena sebuah buku seperti Fashlul khitab, maka Ahli sunah juga demikian. Adalah Ibnul-Khatib Misry dari golongan Ahli sunah yang menulis kitab Al-Furqan fi Tahrifil Quran. Kitab tersebut telah tersebar pada tahun 1948. M (1367 H.Q). Universitas Al-Azhar pada waktu yang tepat menyadari keberadaannya dan dengan segera mengumpulkan buku itu dan melenyapkannya.

Dan andai, Ahli sunah menuduh Syiah meyakini tahrif karena riwayat-riwayat yang dimuat oleh kitab-kitab hadis seperti Al-kafi, maka Ahli sunah juga demikian. Betapa banyak riwayat yang bertebaran dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim - Lihat Shahih Bukhari, jilid 8, halaman 208-211 dan shahih Muslim, jilid 4, halaman 167 dan jilid 5, halaman 116.- yang mengindikasikan tahrif Quran.

Ala kulli hal, tuduhan semacam itu, pada dasarnya telah menodai keagungan al-Quran sendiri yang telah dijamin oleh Allah Swt dari segala perubahan.

Di samping itu, kalau kita mengetahui misteri penulisan buku Fashlul khitab, kita akan tercengang dan sadar bahwa semua ini adalah gawenya orientalis yang ingin memecah belah persatuan umat Islam. Berikut ini sebuah fragmen sejarah penulisan buku pembawa sial ini, sesuai penuturan Ayatullah Mar’asyi Najafi yang dinukil dari Sardar Kabuli.

Pada suatu hari, saya (Sardar Kabuli) bersama Muhadis Nuri. Tiba-tiba seorang sayid datang dengan isak tangis sambil memukuli kepalanya. Haji Nuri, bertanya: Apa gerangan yang terjadi? Dia menjawab, Kenapa Allah berbuat zalim kepada Ali dan tidak menyebut namanya dalam al-Quran? Muhadis Nuri yang terpengaruh oleh kesedihan sang sayid akhirnya berkata: tidak, sebenarnya Allah telah menyebut namanya, akan tetapi para musuh kita telah menghapusnya. Sayyid yang berbusana Rohani (Mu’ammam) itu meminta sanad dan dalil hal tersebut. Muhadis Nuripun membeberkan riwayat-riwayat itu. Si sayyid tiap hari datang untuk menyimak hadis-hadis dhaif itu. Setelah riwayat itu tersusun dengan rapi, si sayyid mencetaknya dengan pantauan Muhadis Nuri, judul buku itu adalah Fashlul khitab. Selang beberapa waktu, suatu hari, saya (Sardar) pergi ke Konsulat India untuk mengambil Visa. Di sana saya melihat seseorang yang tersenyum kepada saya. Dia pun datang menghampiri seraya berkata: apakah engkau masih mengenalku? Tidak jawab sardar. Orang itu berkata lagi: Aku adalah sayyid yang datang kepada Muhadis Nuri saat itu, untuk mengambil riwayat-riwayat tahrif Quran. (Kisah ini kami nukil dari buku Syarq syenasi wa Islam Syenasi Garbiyan; buku terbaik tahun 1385 H. Syamsiah, tentang Quran di Iran, karya Dr. Muhammad Hasan Zamani, halaman 363).

Muhadis Nuri sendiri, sesuai penukilan kitab Adz-Dzariah, jilid 16, halaman 231 membela diri dan menulis sebuah risalah yang isinya adalah, maksud saya dari kitab tersebut adalah tidak adanya tahrif dalam al-Quran akan tetapi dari ungkapan-ungkapan yang saya pakai telah disalahpahami.

Sebenarnya orientalis seperti ini dengan karya-karya besarnya yang telah kami sebutkan di atas, mampu untuk membuat sendiri buku semacam ini melalui tahqiq-tahqiq mereka, tapi untuk lebih meyakinkan mereka memperalat ulama dan sosok penting.

Akhirnya, semoga dengan fakta ini, kita dapat menyadari musuh sebenarnya yang sedang mempermainkan kita umat Islam.

وَ لا تَقْفُ ما لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمًٌ …(اسراء 36)

Selanjutnya terserah Anda…

Mufti Mesir: Mengafirkan orang lain harus pakai aturan

Mufti Mesir: Mengafirkan orang lain harus pakai aturan

http://infosyiah.wordpress.com

Syaikh Saleh bin Fauzan Syaikh Fauzan mufti Mesir yang sebelumnya mengeluarkan fatwa bahwa siapa yang memiliki keyakinan Liberalisme adalah kafir yang memunculkan perdebatan luas, pada hari Selasa tanggal 26 Juni 2007 mengeluarkan sebuah pernyataan penjelas.

Pernyataan tersebut berbunyi: Sebagian orang memanfaatkan fatwa saya sesuka hatinya dan mengatakan bahwa saya sejalan dengan kelompok takfiri. Saya dianggap seperti Khawarij yang seenaknya saja mengafirkan orang lain.

Syaikh Fauzan tidak menerima dirinya disebut sebagai kelompok takfiri. Karena takfiri itu identik dengan sikap mengafirkan orang lain tanpa dasar yang jelas. Ia mengingatkan: Siapa saja yang mengatakan dirinya Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, maka ia tidak boleh dikafirkan. Karena selama ia tidak melanggar keislamannya dan tidak disaksikan, maka ia masih tetap sebagai seorang muslim.

Syaikh Fauzan yang juga anggota komisi ulama besar Arab Saudi menekankan: Hanya ‘ulama rasikhun’ yang berhak untuk mengeluarkan fatwa berkenaan dengan rusaknya akidah seseorang dan tanggung jawab ini tidak diemban oleh mereka yang baru belajar agama dan orang-orang bodoh. Masalah mengafirkan orang lain adalah masalah yang sangat pelik. Mereka yang mengafirkan orang muslim lain tanpa dasar, maka ia termasuk kelompok Khawarij yang sesat seperti Rasulullah saw mengabarkan tentang mereka. Saya memohon dari Allah swt agar kejahatan mereka tidak sampai kepada kaum muslimin.

Ia juga menjelaskan: Menghukumi seseorang yang dipaksa, bodoh dan orang yang taklid kepada orang yang dianggapnya benar sebagai kafir adalah perbuatan yang tidak pantas. Begitu juga hanya dengan isu kita tidak boleh mengafirkan orang lain. Hanya ketika orang tersebut mengikrarkan bahwa dirinya telah kafir atau ia menolak dua kalimat syahadat dan yakin bahwa ia melakukan itu tidak karena terpaksa dan tidak ada alasan-alasan lain pada kondisi yang seperti ini kita dapat mengeluarkan fatwa kafir.

Tuduhan terakhir atas Syiah dalam sejarah Syiah tidak ada bandingannya

Tuduhan terakhir atas Syiah dalam sejarah Syiah tidak ada bandingannya


http://infosyiah.wordpress.com/

Pemimpin hauzah ilmiah Qom mengatakah: Tuduhan-tuduhan terakhir yang dialamatkan kepada Syiah tidak ada bandingannya dalam sejarah Syiah. Pelajar hauzah ilmiah memiliki kewajiban untuk menjawab ketidakbenaran semua tuduhan ini.

Hujjatul Islam wal Muslimin Sayyid Huseini Bushehri dalam acara pembukaan studi tour musim panas tahun ini buat pelajar hauzah ilmiah Qom yang diadakan di madrasah ilmiah Imam Muhammad Baqir as berkata: Para musuh Islam tahu benar bahwa setelah kemenangan Revolusi Islam Iran dan Hizbullah serta ketegasan rakyat Iran dalam menghadapi embargo memiliki akar dalam akidah Syiah. Oleh karenanya, mereka berusaha untuk melenyapkan akidah dan mazhab ini.

Anggota Dewan Pakar Iran ini dalam menjelaskan bagaimana Gedung Putih mengeluarkan dana besar dengan membuat program terpusat untuk menghancurkan Revolusi Islam Iran berkata: Imam Shadiq as dan Imam Mahdi af pada periode ini sangat berharap banyak dari para pelajar agama hauzah ilmiah.

Ia meminta dari para guru yang mengajar di hauzah ilmiah untuk memberikan pencerahan masalah-masalah akidah secara teratur.

Menurutnya: Mengisi waktu luang liburan dengan melakukan studi tour adalah sangat baik. Ia memberikan nasihatnya: Berdasarkan riwayat-riwayat ikhlas, rendah hati dan belajar merupakan tiga unsur asli dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah. Ketiga unsur ini juga dapat menumbuhkan keilmuan dan upaya mendapatkan cara pandang yang hakiki terhadap masalah.