Friday, May 25, 2007

Persatuan Islam


Persatuan Islam?

Tidak sedikit ulama Islam dari berbagai mazhab berbicara tentang persatuan umat Islam. Sebuah semboyan yang punya akar dalam al-Quran dan as-Sunah. Tidak hanya berbicara tentang persatuan tapi sebagian ulama menjadikannya sebagai semboyannya dan mengajak kaum muslimin untuk bersatu. Pertanyaannya, persatuan yang seperti apa yang diinginkan?

Imam Khomeini ra menetapkan tanggal 12- 17 Rabiul Awal sebagai pekan persatuan. Penetapan ini dengan alasan bahwa menurut pendapat Ahli Sunah, Rasulullah saw lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal, sementara Syiah meyakini beliau lahir pada tanggal 17 Rabiul Awal. Ini satu contoh bahwa persatuan yang diinginkan oleh Imam Khomeini ra tidak statis hanya sebatas wacana, namun telah melangkah keluar menjadi sebuah sikap.

Setiap ulama punya cara tersendiri dalam menyikapi apa yang disebut sebagai persatuan. Di sini akan dijelaskan sedikit mengenai apa yang disebut persatuan umat Islam.

Ada beberapa gambaran dari persatuan umat Islam:

1. Persatuan dengan jalan menutup mata dari kenyataan sejarah.

Sangat mungkin dipahami dari persatuan kaum muslimin adalah menutup mata dari kenyataan sejarah. Bahwa sejarah Islam pernah mencatat kejadian-kejadian yang kelak menjadi prinsip sebuah akidah.

Persatuan dengan pemahaman seperti ini, memiliki dampak-dampak positif dan memberikan hasil yang baik. Namun, persatuan yang lahir dari cara pandang seperti ini adalah sebuah persatuan pemanis bibir dan tidak mendalam. Mengajak orang bersatu dengan berusaha menutup mata dari kenyataan sejarah dapat memberikan hasil hanya untuk sementara waktu. Persatuan model ini tidak akan bertahan lama dan langgeng. Karena orang tidak dapat memenjarakan pikiran orang lain. Bahkan lebih dari itu, problema yang dihadapi oleh umat Islam tidak dapat diselesaikan dengan baik tanpa melihat kenyataan sejarah. Cepat atau lambat, kenyataan sejarah itu akan muncul kembali.

Ulama juga tidak melihat ini sebagai cara terbaik dalam usaha mewujudkan persatuan umat Islam, sekalipun tidak melupakan bahwa dalam kondisi tertentu ide ini dapat memberikan solusi.

2. Persatuan dengan mengorbankan akidah.

Makna lain dari persatuan umat Islam adalah setiap mazhab Islam yang ada mengorbankan sebuah prinsip akidahnya demi mewujudkan sebuah persatuan. Sebagian dari akidah yang dimiliki dikorbankan demi sebuah persatuan Islam.

Persatuan dengan model seperti ini bukan termasuk solusi yang baik. Karena siapa saja yang meyakini kebenaran sebuah akidah, tidak akan meninggalkannya. Orang yang merasa bahwa akidahnya benar tidak akan mengorbankannya dengan alasan apapun. Apa lagi bila ia harus mengorbankannya atas sebuah keyakinan yang dianggap tidak benar.

Ulama tidak melihat ini sebagai jalan keluar yang baik dalam merumuskan substansi persatuan kaum muslimin.

3. Persatuan mazhab dan bukan Islam.

Slogan persatuan dapat juga diartikan sebagai persatuan antar mazhab dan bukan persatuan Islam. Hal ini dapat terwujudkan dengan pengikut setiap mazhab menjadikan sebuah mazhab sebagai ikutan bagi yang lain. Dengan disepakatinya sebuah mazhab dari mazhab-mazhab yang ada, mazhab yang lain lenyap dan bergabung dengan mazhab yang telah disepakati. Salah satu tolok ukurnya dapat dijadikan mazhab mayoritas sebagai mazhab yang disepakati bersama dan dengan sendirinya, mazhab-mazhab yang tidak punya pengikut mayoritas bergabung di dalamnya.

Cara pandang persatuan dengan model ini juga tidak akan menyelesaikan masalah dari akarnya. Masalahnya bukan seseorang mengikuti mazhab lain, tapi masalahnya adalah setiap mazhab mengakui secara resmi mazhab lain. Dalam pengakuan secara resmi inilah persatuan Islam dapat ditumbuhkan dengan hubungan timbal balik yang lebih baik. Komunikasi menjadi lebih mudah dan bersahabat. Dengan ini, perpecahan yang selama ini ada dapat diminimalkan.

4. Persatuan dalam sikap politik.

Pendekatan lain dalam melihat persatuan kaum muslimin adalah persatuan dalam sikap politik. Dalam kebijakan-kebijakan praktis menghadapi musuh, kaum muslimin hendaknya bersatu. Umat Islam bersatu dalam sebuah barisan dalam menghadapi musuh Islam.

Seringnya perselisihan dan konflik dalam tubuh umat Islam tidak memiliki akar masalah yang benar. Seringnya itu merupakan konspirasi musuh-musuh Islam agar lupa akan masalah yang sebenarnya. Dengan demikian, mengambil satu sikap dalam menghadapi musuh Islam merupakan sebuah keharusan. Itulah mengapa ulama Islam menerima model persatuan yang seperti ini. Karena persatuan model ini dapat melindungi Islam dan dunia Islam. Kebanyakan semboyan-semboyan yang diucapkan oleh para penyeru persatuan merujuk ke makna ini.

5. Persatuan dalam mendekatkan pemikiran.

Sebuah makna lain dari persatuan kaum muslimin adalah pendekatan. Dalam hal ini, persatuan tidak dipakai dalam makna literalnya. Karena memang tidak ada persatuan dalam arti bersatu atau menjadi satu. Persatuan yang seperti ini hanya berusaha untuk mendekatkan pemikiran setiap mazhab yang ada. Dengan artian, ada usaha untuk saling melakukan kajian dan dialog dengan tidak mengikutkan fanatik buta. Cara ini dapat mencairkan sebagian besar dari perselisihan yang ada di kalangan kaum muslimin.

Persatuan dan pendekatan pemikiran berbeda dengan penafsiran pertama tentang persatuan Islam. Di sini, setiap mazhab yang ada punya hak untuk tetap meyakini kebenaran akidahnya, namun kerancuan pemahamannya tentang mazhab lain dapat diselesaikan lewat kajian dan dialog yang sehat. Penafsiran ini lebih moderat dari penafsiran pertama dan karenanya, banyak ulama yang memaknai persatuan seperti ini.

Merenungi kembali makna-makna persatuan Islam, makna keempat dan lima merupakan pemaknaan yang lebih bisa diterima. Dalam tataran wacana dan teori, konsep persatuan Islam adalah pendekatan antar sesama mazhab untuk saling mengkaji dan meneliti mazhab lainnya agar kerancuan dan kesalahpahaman yang selama ini ada dapat dihilangkan. Dan, pada tataran praksis, ketika musuh Islam membahayakan Islam dan kaum muslimin, maka sikap yang harus dipilih adalah persatuan dan satu kata untuk menolak bahkan membela kaum muslimin di mana pun berada.[infosyiah]

No comments: