Tuesday, June 12, 2007

Syiah-Sunni Irak

Syiah-Sunni Irak

kompas, Sabtu, 07 April 2007

Bukan Perang Mazhab, tapi Fitnah Politik

Cairo, Kompas - Apa yang terjadi di Irak adalah fitnah politik, bukan perang saudara atau perang mazhab antara Syiah dan Sunni. Adalah pendudukan Amerika Serikat dan partai-partai politik yang sehaluan yang mengobarkan fitnah politik itu. Tujuan mereka adalah ingin memaksa rakyat Irak tunduk pada program politik yang dirancang pendudukan AS.

Ketua Lembaga Ulama Muslimin Irak Sheikh Harist Dhari menegaskan hal tersebut dalam konferensi pers di Cairo, Mesir, Rabu (4/4)

Lembaga Ulama Muslimin merupakan lembaga Sunni terbesar dan paling berpengaruh di Irak. Lembaga tersebut mengambil posisi politik beroposisi terhadap pendudukan AS di Irak dan selalu menyuarakan agar pasukan AS segera hengkang dari Irak.

Lembaga itu juga selalu berpendapat bahwa solusi satu-satunya di Irak adalah hengkangnya pasukan asing dari negeri itu.

Sheikh Dhari mengklaim, kaum Arab Syiah dan Arab Sunni merupakan 80 persen dari penduduk Irak dan sebagian besar dari mereka menolak pendudukan AS di Irak.

Tokoh Sunni paling berpengaruh itu menyatakan, sesungguhnya tidak ada persoalan hubungan Syiah-Sunni di Irak. "Tidak ada masalah hubungan Syiah-Sunni menyangkut pemikiran dan akidah. Upaya pendekatan antara mazhab sudah dilakukan sejak 50 tahun lalu yang dimulai dari Mesir. Saya banyak menulis buku tentang hubungan Syiah-Sunni itu," ungkap Sheikh Dhari.

Akan tetapi, lanjutnya, apa yang terjadi sekarang di Irak adalah tindakan pihak-pihak tertentu menggunakan sentimen mazhab dan sekte untuk tujuan politik.

Ia lalu menuduh, pendudukan AS dan kroni-kroninya yang mengobarkan sentimen mazhab dan sekte untuk tujuan politik itu.

"Mereka yang tulus ingin berandil menyelesaikan masalah Irak hendaknya turun ke lapangan di Irak agar mengetahui persoalan sebenarnya. Sejak beberapa bulan lalu saya katakan, kalau Iran ingin berandil secara tulus menyelesaikan masalah Irak, dia harus minta kepada loyalisnya di Irak agar bekerja sama dengan faksi-faksi politik lainnya di Irak, baik dari Syiah maupun Sunni," kata Sheikh Dhari.

Ia menyerukan kepada semua faksi politik di Irak jangan terperangkap dengan program politik AS karena AS pada akhirnya akan hengkang. Dia menekankan, tidak ada pilihan kecuali membangun kerja sama yang tulus antara rakyat Irak sendiri dengan cara saling memberi konsesi dan disertai niat baik.

Konsep keamanan

Sheikh Dhari mengecam konsep keamanan yang diterapkan di Baghdad dan sekitarnya saat ini. Menurut dia, konsep keamanan di Baghdad tak lebih dari sandiwara politik yang tidak ada pengaruhnya apa-apa.

Ia menuduh, pasukan AS dan sekutunya dengan kedok menerapkan konsep keamanan di Baghdad, melakukan kekerasan luar biasa dengan berbagai senjata untuk menangkap dan membunuh rakyat Irak.

"Mereka telah membunuh para tahanan di penjara-penjara. Hal itu sudah berjalan lebih dari satu bulan. Mereka mengepung kota dan desa dengan melakukan penangkapan, pelaparan, membiarkan orang sakit, serta memadamkan listrik kampung atau desa yang dicurigai," ungkapnya.

Konsep keamanan itu, lanjutnya, adalah program balas dendam dan perburuan terhadap mereka yang menentang pendudukan dengan kedok memerangi teroris, tetapi justru mereka sendiri yang melakukan aksi teroris.

Ditegaskan, di Irak ada tiga problem inti, yaitu pendudukan AS, pemerintahan boneka dengan milisinya, dan campur tangan negara asing.

"Saya katakan, tidak ada pemerintah hakiki yang didukung rakyat di Irak, tetapi hanya ada pendudukan AS yang didukung tentara dan milisi dengan segala kepentingannya di Irak. Wajah Irak sekarang adalah penjara besar dan kuburan massal karena setiap hari ada penangkapan dan pembantaian massal," kata Sheikh Dhari.

Tentang berita adanya perundingan antara Pemerintah AS dan gerakan perlawanan Irak, Sheikh Dhari mengatakan, perundingan antara pendudukan dan gerakan perlawanan adalah tidak serius.

Dia mengatakan pula, itu mungkin merupakan cara pendudukan untuk menerobos atau menyusup barisan gerakan perlawanan untuk memecah belah atau menghancurkan dari dalam.

"Perundingan itu, meskipun serius, tidak akan mengakhiri perlawanan sebelum berakhirnya pendudukan," katanya.

Dukung Demokrat AS

Ia menyambut positif dan menyampaikan terima kasih kepada anggota Kongres AS, khususnya dari Partai Demokrat, yang meminta Presiden George Walker Bush mundur dari Irak.

"Mundur dari Irak adalah kepentingan rakyat AS dan Irak. Perang yang tidak ada akhirnya ini merugikan AS dan Irak," katanya menambahkan.

Ia menyebutkan pula aspirasi dunia Arab dan Islam yang semakin menentang pendudukan AS di Irak. Dia mencontohkan pernyataan Raja Abdullah bin Abdul Aziz dalam pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Arab di Riyadh akhir bulan lalu yang menegaskan bahwa pendudukan AS di Irak adalah ilegal. (MTH)

No comments: