Monday, July 2, 2007

Keutamaan Imam Ali (as)

Suatu hari Imam Ali (as) pergi ke sebuah tempat yang kering tidak ada air dan tanaman disana, beliau melihat seekor burung yang bernama Darroj. Lalu beliau bertanya pada burung tersebut : Wahai Darroj sudah berapa tahunkah engkau tinggal di tempat yang kering tanpa air dan tanaman ini dan dari mana kau mendapatkan makanan? Dari mana kau mendapatkan minuman? Burung tersebut menjawab: Ya Amirul Mukminin, saya sudah 100 tahun tinggal di tempat ini, dan di saat aku aku lapar aku mengucapkan shalawat bagimu dan seketika itu rasa laparku akan hilang dan aku merasa kenyang. Dan disaat aku kehausan maka aku melaknat musuh-musuhmu dan seketika itu rasa hauskupun akan hilang

*************************************

Keutamaan Imam Ali (as)

Dalam Riwayat Ahlulbait & Ahlus sunnah

Oleh: Uma Zafazl

Kalau kita membaca buku sering kali kita temui keutamaan Amirul Mukminin Ali (as) disana sehingga kita bangga menjadi pengikutnya dan kecintaan kitapun padanya akan bertambah. Dan disini saya ingin sedikit mengutarakan tentang keutamaan beliau dalam pandangan syiah dan ahlus sunnah yang tercantum dalam kitab-kitab mereka. Dalam sebuah riwayat telah diutarakan bahwa sebelum Rasulullah (saw) wafat, beliau telah meninggalkan wasiat yang penting yang terkenal dengan hadist inni thorikum yang mana bunyi hadist tersebut adalah sebagai berikut:

اني تارك فيكم الثقلين كتاب اللة و عتزتي اهل بيتي ما ان تمسكتم بهما لن تضلوا و انهما لن يتفرقا حتى يردا على الحوض

Yang artinya: Sesungguhnya aku tinggalkan dua pusaka pada kalian kitab Allah dan itrahku keluargaku yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya niscaya kalian tidak akan tersesat, dan sesungguh keduanya tidak akan terpisah satu sama lainya sampai hari kiamat sehingga keduanya menemuiku di telaga kautsar.

Suatu hari Imam Ali (as) pergi ke sebuah tempat yang kering tidak ada air dan tanaman disana, beliau melihat seekor burung yang bernama Darroj. Lalu beliau bertanya pada burung tersebut : Wahai Darroj sudah berapa tahunkah engkau tinggal di tempat yang kering tanpa air dan tanaman ini dan dari mana kau mendapatkan makanan? Dari mana kau mendapatkan minuman? Burung tersebut menjawab: Ya Amirul Mukminin, saya sudah 100 tahun tinggal di tempat ini, dan di saat aku aku lapar aku mengucapkan shalawat bagimu dan seketika itu rasa laparku akan hilang dan aku merasa kenyang. Dan disaat aku kehausan maka aku melaknat musuh-musuhmu dan seketika itu rasa hauskupun hilang[1].

Suatu hari Nabi Muhammad (saw) bersama Imam Ali(as) duduk di hutan kecil, tiba-tiba datang seekor lebah dan hinggap di leher Imam Ali (as) , Rasul berkata kepada Imam Ali bahwa sebenarnya lebah ini hendak menjamu kita, kemudian lebah ini berkata pada Rasul bahwa ada sedikit madu di suatu tempat dan suruhlah Amirul Mukminin pergi kesana untuk mengambil madu tersebut. Kemudian Imam Ali (as) pergi untuk mengambil madu tersebut dan membawanya kehadapan Rasulallah, kemudian Rasul bertanya pada lebah tersebut: Makanan yang kau makan adalah sari bunga yang pahit, apakah penyebabnya ketika sari bunga itu masuk dalam tubuhmu dapat menjadi manis? Lalu lebah itu menjawab: Itu semua berkat wujudmu wahai Rasulullah, sebab setiap sari bunga yang masuk ke dalam tubuh kami, Allah mengilhamkan pada kami untuk bershalawat padamu, oleh karna itu sari tersebut menjadi manis dalam tubuh kami.

Rasulullah (saw) bersabda: Di hari kiamat ketika Allah (swt) mengumpulkan seluruh manusia dari awal sampai akhir dan dipasang jembatan di atas neraka jahanam –sebagai jalan menuju surga- dan tidak ada orang yang akan dapat melewati jembatan itu, kecuali orang-orang yang terhindar melalui wilayah (wewenang) Ali Bin Abi Thalib (as)[2].

Rasulullah (saw) bersabda: Ketika Allah (swt) menciptakan adam dan meniupkan ruh dalam tubuhnya, kemudian Allah (swt) mewahyukanya dan berfirman: Wahai Adam kalau bukan dikarena kedua hamba yang akan aku ciptakan mereka, maka aku tidak akan menciptakanmu.Nabi Adam (as) bertanya : Apakah mereka dari keturunanku? Allah (swt) bersabda: Iya. Wahai Adam angkatlah kepalamu, lalu Nabi Adam (as) mengangkat kepalanya, dan dia melihat suatu tulisan di Arsy (singgasana Allah), yang tertulis disana barang siapa mengenal (mengetahui) haknya Imam Ali (as) maka dia akan bersih (suci) dan harum, dan barang siapa yang mengingkarinya maka dia akan tersesat dan kafir. Dan aku (Allah) bersumpah atas kemuliaanKu dan keagunganKu, sesungguhnya akan aku masukakan dalam neraka orang-orang yang tidak mengakui Ali(as). Dan dalam Al-Quran surah Al-syams ayat 9-10ô

s% yxn=øùr& `tB $yg8©.y ÇÒÈ ôs%ur z>%s{ `tB $yg9¢yŠ ÇÊÉÈ

9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, 10. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. Dan riwayat diatas adalah tafsir dari dua ayat tersebut[3].

Rasulullah (saw) bersabda: suatu hari Imam Ali (as) datang menemui orang-orang yang sedang berkumpul dan Rasulullahlah (saw) berkata: saudaraku sedang datang menuju kalian, aku bersumpah kepada dzat yang jiwaku ada di tangannya bahwa sesungguhnya di hari kiamat Ali (as) dan pengikutnya akan selamat dan menang. [4] Dan ini adalah tafsiran ayat yang berbunyi : اولئك هم الفا ئزون (merekalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan)

Rasulullah (saw) bersabda: Di hari kiamat 70 ribu dari umatku akan masuk surga tanpa dihisab, kemudian beliau melihat Ali (as) dan bersabda: wahai Ali mereka adalah syiahmu dan kau adalah pemimpin mereka[5].

Rasulullah (saw) bersabda: Kau adalah seorang yang dipercaya (amin) dan hujjah Allah di muka bumi, kau adalah rukun iman, barang siapa yang mengikutimu maka dia akan selamat, dan barang siapa yang tidak mengikutimu maka dia akan binasa…..seseorang tidak akan mencintaimu kecuali dia terlahir dalam keadaan bersih dan suci, dan seseorang tidak akan membencimu kecuali dia terlahir dalam keadaan kotor. Allah tidak akan pernah membawaku naik ke mi’raj dan tidak pernah berbicara denganku kecuali Ia berfirman sampaikan salamku kepada Ali dan kenalkan bahwa Ali adalah pemimpin para malaikat dan cahaya orang-orang yang taat padaku (barang siapa taat pada perintah Allah, maka Allah akan memberi cahaya padanya dan cahaya tersebut di ambil dari Ali (as)[6]

Rasulullah (saw) bersabda: Wahai Ali sesungguhnya engkau di tengah-tengah kalangan masyarakat bagaikan surah tauhid dalam Alquran ,barang siapa yang membacanya satu kali dari surah tersebut seakan-akan dia telah membaca satu pertiga Al-qur’an, dan barang siapa yang membacanya dua kali dari surah tersebut seakan-akan dia telah membaca dua pertiga Al-quran, dan barang siapa yang membaca tiga kali dari surah tersebut seakan-akan dia telah membaca seluruh Al-quran tersebut. Wahai Ali sesunguhnya Engkaupun seperti itu. Hai Ali siapa saja yang menanamkan cinta di hatinya kepadamu sesungguhnya dia telah mendapatkan satu pertiga dari imannya, siapa saja yang menanamkan cintanya dihati dan lidahnya padamu sesungguhnya dia telah mendapatkan dua pertiga dari imannya, dan siapa saja yang menanamkan cinta dihati, lidah dan tangannya padamu sesungguhnya ia telah dapatkan seluruh imannya (imannya telah sempurna). Aku bersumpah kepada dzat yang dengan kebenaran telah menjadikan aku seorang nabi, seandainya kecintaan penduduk bumi padamu laksana kecintaan penduduk langit padamu, maka Allah (SWT) tidak akan pernah menyiksa mereka[7]

Rasulullah (saw) bersabda: Aku dan Ali dari satu pohon. Ali dari aku dan aku dari Ali. Wahai Ali Engkau adalah saudaraku dan sahabatku. Ali menyertai kebenaran dan kebenaran menyertainya. Ali menyartai Al-quran dan Al-quran menyertai Ali. Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya.

Rasulullah (saw) bersabda: Barang siapa yang ingin hidupnya denganku atau sepertiku, dan meninggal seperti meninggalnya aku dan akan tinggal dalam surga Adni yang telah diciptakan Allah (SWT) Tuhanku, maka dia harus mengakui bahwa Ali (as) wali dan pemimpin setelah aku. Seseorang yang mencintai Ali dan mengakui bahwa Ali (as) adalah wali dan pemimpin setelahku, maka mereka harus mengikuti para imam setelah Ali yang mereka adalah Ahlulbaitku, dan mereka telah diciptakan dari tanah yang aku diciptakan darinya, dan mereka telah diberikan rizki pemahaman dan ilmu, dan celakalah dari umatku orang-orang yang mendustakan keutamaan dan keagungan mereka yang sesungguhnya Allah tidak akan memberikan syafa’atku pada mereka.[8]

Rasulullah (saw) bersabda: Jika kalian menjadikan Ali sebagai khalifah, -dan sudah barang tentu kalian tidak akan pernah melakukan hal itu- dia akan menunjukan jalan yang lurus kepada kalian, karna Ali (as) telah terhidayah dan dia akan menghidayahi kalian[9].

Ya Allah berilah petunjuk pada kami untuk menjadi pengikut Imam Ali (as) yang setia, dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang berpegang teguh pada wilayahnya. Amiiiiiiiiiiin.


[1] Biharul anwar jilid 65 hal 43

[2] Al-ghadir jilid 1 hal 387

[3] Ihqoq Al haq jilid 4 hal 144

[4] Usul Istimbaat hal 31

[5] Usul Istimbaat

[6] Ihqoq al-haq jilid 4 hal 170

[7] Syenohte Amirul Mu’minin

[8] Muqadimah Al-Ghadir

[9] Al-Ghadir jilid 2 hal 13

No comments: